Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat, hingga Agustus tahun 2020 persentase jumlah pengangguran di Kabupaten Kepulauan Anambas bertambah sebesar 3,44 persen. Sementara, pada periode yang sama, terjadi kontraksi atau penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -7,83 persen.
Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Anambas, Adi Cahyadi S.ST mengatakan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2019 sebesar 3,21 persen.
“Pertambahan jumlah pengangguran itu, didominasi oleh tingkat pendidikan, Sekolah Menengah Atas (SMA) atau kejuruan sebesar 5,77 persen,” terang Adi Cahyadi, Senin 7 Juni 2021.
Ia menjelaskan, meningkatnya jumlah pengangguran di Kabupaten Kepulauan Anambas pada periode itu, lebih disebabkan terjadinya peningkatan angkatan kerja. Namun tidak dibarengi dengan pembukaan lapangan kerja baru.
Adi yang baru saja menjabat di Anambas itu merinci, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 bertambah sebanyak 2.006 orang, dibanding keadaan Agustus 2019. Penduduk yang memasuki usia kerja (produktif) pada Agustus 2020 bertambah sebanyak 1.891 orang dibanding keadaan setahun yang lalu yaitu pada Agustus 2019.
Sementara itu jumlah pengangguran, pada Agustus 2020 bertambah sebanyak 115 orang jika dibanding keadaan Agustus 2019, atau meningkat sebesar 18,40 persen.
Adi menjelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar tenaga kerja.
TPT perempuan tercatat lebih tinggi dibanding laki-laki. Pada Agustus 2020 TPT perempuan sebesar 3,60 persen sedang laki-laki sebesar 3,36 persen. Dibandingkan setahun yang lalu, TPT laki-laki mengalami peningkatan sebesar 15,07 persen poin, sedangkan TPT perempuan mengalami penurunan sebesar 5,51 persen poin.
Dilihat dari tingkat pendidikan, pada tahun 2020 lulusan SMA sederajat (termasuk SMK) menduduki peringkat terbanyak dalam pengangguran di Kabupaten Kepulauan Anambas, diikuti oleh lulusan perguruan tinggi. Sedangkan masyarakat dengan pendidikan SMP ke bawah selalu menduduki peringkat ketiga selama tiga tahun berturut-turut.
Hal ini menurut Adi, lumrah terjadi karena masyarakat dengan pendidikan SMP ke bawah cenderung tidak memilih pekerjaan sehingga dapat masuk ke lapangan kerja dengan mudah. Berbeda dengan masyarakat yang berpendidikan SMA dan pendidikan tinggi.
Adi mengungkapkan, bertambahnya jumlah pengangguran, turut mendorong peningkatan angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Anambas, sebesar 6,56 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, sebesar 6,44 persen. “Jumlah kemiskinan untuk tahun 2020 itu naik sedikit atau meningkat,” sebut Adi.
Namun demikian, Adi menjelaskan, untuk mengukur tingkat kemiskinan, pihaknya akan menurunkan tim ke lapangan menanyakan harga sejumlah komoditi.
“Nanti secara lebih detail, tim akan turun melakukan survey harga kebutuhan masyarakat dan menanyakan kepada 520 rumah tangga di 10 kecamatan, seperti harga beras, telor bawang dan lain-nya,” ujarnya.
“Nah setelah data-data itu lengkap semuanya, baru kita ukur kemiskinan. Jadi kemiskinan itu diukur berdasarkan garis kemiskinan yang muncul, kalau dia di bawah garis kemiskinan, itulah jumlah dari penduduk miskin atau berapa persen dari jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas,” tambahnya.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas terkontraksi sebesar -7,83 persen. Dengan mengeluarkan sektor migas, perekonomian Kepulauan Anambas hanya tumbuh sebesar -3,30 persen.
Kontraksi pertumbuhan pada tahun 2020 utamanya terjadi pada kategori pertambangan dan penggalian yang memberikan andil pertumbuhan sebesar -7,26 persen. Selanjutnya, kontraksi pertumbuhan disumbangkan oleh kategori konstruksi dengan andil sebesar -0,31 persen.